Minggu, 25 September 2016

Sego Bhug Paru - DEPOT BAROKAH Hj. NURUL MALANG

Pada lebaran tahun ini, saya menyempatkan diri untuk mudik ke kampung halaman orang tua di Jawa Timur tepatnya di kota Malang. Sudah menjadi adat di keluarga kami (dan mungkin keluarga lainnya) untuk berkumpul bersama di hari raya. Saya sudah membayangkan kuliner apa yang akan saya temui di Malang nanti. Sesampai di kota Malang, saya lalu bertanya kepada sepupu saya tentang kuliner apa yang patut untuk dicoba. Sepupu saya menyebutkan beberapa jenis kuliner di Malang yang bisa dijadikan referensi untuk dicicipi.

Satu diantaranya, dia menyebutkan kuliner Sego Bhug yang berlokasi di Depot Hj. Nurul (Jln. Soekarno Hatta no. 4 Malang Jawa Timur). Saking penasarannya, siang harinya saya bergegas menuju alamat tersebut. Sego Bhug sendiri sebenarnya merupakan kuliner khas Pulau Madura. Kuliner ini terdiri dari nasi putih gurih hangat yang ditambahkan sayur rebung (sejenis sambal goreng), tauge, sambal, srundeng, mendol (perkedel tempe),dan juga dendeng kelapa. Nah, jika biasanya dendeng terbuat dari daging sapi tapi disini dendeng dibuat dari parutan kelapa yang kemudian dibentuk menjadi lembaran dan digoreng. Rasanya hampir mirip dengan peyek hanya saja dendeng kelapa ini rasanya manis. Untuk sego bhug nya sendiri rasanya hampir sama seperti nasi uduk di Jakarta. Sayur rebungnya berasa gurih dan sedikit manis, sekilas mirip dengan sambal gorengnya nasi liwet

Ada bermacam-macam lauk yang bisa kita pilih. Mulai dari tempe, tahu, empal, telur dadar, dsb. Disini saya memilih paru goreng sebagai pendamping sego bhug yang saya pesan. Parunya berasa manis gurih karena telah dibacem dengan bumbu manis. Teksturnya empuk dan gampang sekali untuk dipotong dengan sendok.

1 porsi sego bhug plus paru goreng ini diharga Rp. 28.000,00. Cukup mahal bagi saya yang biasa tinggal di Solo, tapi ada rasa puas karena rasanya tidak mengecewakan. Depot Hj. Nurul biasanya buka mulai pukul 10.00 pagi sampai habis. Depot ini tidak hanya meyediakan sego bhug saja melainkan ada kuliner lain seperti rawon, sego duro, pecel, dsb

So? Tunggu apalagi?? Lestarikan Kuliner Nusantara layaknya melestarikan Budaya Nusantara :)


Salam Foody



Gie

Tidak ada komentar:

Posting Komentar